Rabu, 15 Juni 2016

Manusia Dan Kesusastraan

Manusia dan Kesusastraan

               Ilmu Budaya Dasar secara sederhana adalah pengetahuan yang diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan. Suatu karya dapat saja mengungkapkan lebih dari satu masalah, sehingga ilmu budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu filsafat, ataupun ilmu tari yang terdapat dalam pengetahuan budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya.
            Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai menusia sebagai makhluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep.
            Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa definisi kebudayaan adalah sebagai berikut.
  1. Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam.
  2. Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran.
  3. Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi, dan sosiologi.
  4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat, budaya daerah, dan budaya nasional.
            Ilmu Budaya Dasar merupakan pengetahuan tentang perilaku dasar-dasar dari manusia. Unsur-unsur kebudayaan adalah sebagai berikut.
  1. Sistem religi atau kepercayaan.
  2. Sistem organisasi kemasyarakatan.
  3. Ilmu pengetahuan.
  4. Bahasa dan kesenian.
  5. Mata pencaharian hidup.
  6. Peralatan dan teknologi.
            Karya sastra adalah penjabaran abstraksi, namun filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstrasi. Maka abstrak adalah cinta kasih, kebahagian, kebebasan dan lainnya yang digarap oleh filsafat. Dalam kesusastraan Ilmu Budaya Dasar dapat dihubungkan meliputi dengan bahasa, keagamaan, kesusastraan, kesenian, dan lainnya. Mengikuti pembagian ilmu pengetahuan seperti tersebut diatas maka Ilmu Budaya Dasar dan Ilmu Sosial Dasar adalah satuan pengetahuan yang dikembangkan sebagai usaha pendidikan. Konsep-konsep sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial, contohnya keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial bertolak.
            Tanpa ada maksud menciptakan dikotomi dalam kesusastraan, ada perbedaan antara literatur biasa dengan sastra. Sastra memiliki sense of love yang lebih representatif. Sebagai contoh, literatur ekonomi dapat saja mencatat angka-angka. Ada benang merah yang menyatukan konsep kebudayaan kita. Tidak heran apabila para pendiri bangsa mampu melebur diri dalam Bhineka Tunggal Ika. Kearifan budaya lokal masih kuat. Elemen-elemen kearifan budaya lokal kita didominasi oleh ajaran.
A. Pendekatan Kesusastraan
            Seni adalah sebuah karya atau sastra yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Ini dikarenakan seni merupakan ekspresi manusia terhadap sesuatu. Ilmu budaya dasar dinamakan Basic Humanities, yang berasal dari bahasa inggris yaitu The Humanities, dan bahasa latin yaitu Humanus yang berarti manusia, berbudaya, dan halus. Maka dari itu apabila kita mempelajari The Humanities maka kita akan menjadi manusia yang berbudaya, dan halus. Sedangkan sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia. Seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya. Sastra lebih mudah untuk berkomunikasi. Karena pada hakikatnya karya sastra merupakan penjabaran abstraksi. Dan sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi. Filsafat juga menggunakan bahasa adalah abstraksi. Cinta kisah, kebahagian, kebebasan yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.
            Ada juga tiga hal yang berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan karya sastra, yaitu adalah sebagai berikut.
  1. Ilmu Sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan seni sastra.
  2. Teori Sastra adalah asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan kesusastraan.
  3. Karya Sastra adalah proses kreatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik, seperti puisi, cerpen atau novel, atau drama.
            Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya daar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni. Budaya Indonesia sangat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
B. Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulissan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa itu sendiri berasal dari bahasa Latin prosa yang artinya terus terang. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karena itu, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dia bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru, prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruh budaya barat, dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apapun. Prosa terbagi atas dua jenis, yaitu prosa lama dan prosa baru sebagai berikut.
Lima komponen dalam Prosa Lama:
  1. Dongeng
  2. Hikayat
  3. Sejarah
  4. Epos
  5. Cerita Pelipur Lara
Lima komponen dalam Prosa Baru:
  1. Cerita Pendek
  2. Roman atau Novel
  3. Biografi
  4. Kisah
  5. Autobiografi
C. Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi
            Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan, atau cerita. Dengan penciptaan lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain adalah sebagai berikut.
  1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
            Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin untuk perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
  1. Prosa fiksi memberikan infonnasi
            Fiksi memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam novel kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
  1. Prosa fiksi memberikan warisan kultural
            Prosa fiksi dapat menstimulasi imajinasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
  1. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
            Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
D. Ilmu Budaya Dasar yaang dihubungkan dengan Puisi
            Puisi adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima., ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
            Kreativitas penyair dalam membangun puisi yaitu sebagai berikut.
  1. Figura Bahasa.
  2. Kata-kata yang ambiquitas.
  3. Kata-kata berjiwa.
  4. Kata-kata yang konotatif.
  5. Pengulangan.
            Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi dalam Ilmu Budaya Dasar, yaitu salah satunya adalah hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia. Perekaman dari penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan kembali pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas. Dengan pengalaman perwakilan itulah sastra atau puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa untuk memilki kesadaran yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sendiri serta tentang masyarakat.
E. Hal Positif dan Negatif
            Hal positif yang dapat kita terapkan di kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
  1. Kita sebagai makhluk yang berakal, berbudi pekerti harus bisa menghasilkan karya-karya yang bermanfaat.
  2. Harus bisa menjadi pribadi yang kreatif, inovatif, dan selalu semangat untuk menghasilkan karya-karya yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.
  3. Peduli akan keanekaragaman dan karya-karya dalam negeri.
            Hal negatif yang harus kita tinggalkan di kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
  1. Menggunakan akal pikiran untuk perilaku yang menyimpang dan bersikap negatif.
  2. Jangan pernah menjelek-jelekan karya seseorang karena belum tentu kita bisa menjadi lebih baik dalam membuat suatu karya.
  3. Jangan menjadi pribadi yang hanya bisa menghancurkan dan tidak mau merapikan.
Sumber:

Manusia Dan Cinta Kasih

Manusia Dan Cinta Kasih

KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia yang tiada henti-hentinya sehingga penulis masih diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah Ilmu Budaya Dasar dengan tema Manusia dan Cinta Kasih yang diberikan oleh Ibu Dina Juniar Anggraini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta kerabat dan sahabatnya.
            Dalam makalah ini, penulis ingin memaparkan bagaimana hubungan yang terjadi di lingkungan antara manusia dan cinta kasih.
           Makalah ini mungkin masih banyak kekuarangan baik dalam segi penulisan maupun materi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik atas keterbatasan makalah ini. Semoga tulisan dari makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.
     Akhir kata terima kasih penulis mengucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan berupa dukungan baik secara moril maupun material demi tersusunnya makalah yang bertemakan Manusia dan Cinta Kasih ini.
Depok, Maret 2016
Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………. i
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………… ii
BAB I
Pendahuluan
1.1          Latar Belakang Masalah ………………………………………………………………………. 1
1.2          Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………….1
1.3          Tujuan Masalah …………………………………………………………………………………. 1
BAB II
Pembahasan
2.1          Pengertian Cinta Kasih ……………………………………………………………………….. 2
2.2          Macam-macam Cinta Menurut Ajaran Agama ………………………………………….. 2
2.3          Pengertian Kasih Sayang ……………………………………………………………………… 5
2.4          Mewujudkan Cinta Kasih …………………………………………………………………….. 6
BAB III
Penutup
3.1          Kesimpulan …………………………………………………………………………………….. 7
3.2          Saran ……………………………………………………………………………………………… 7
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………………………. 8

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
            Cinta merupakan pengalaman yang sangat menarik yang pernah kita sebagai manusia alami dalam hidup ini. Sangat disesali, orang pada umumnya masih bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya. Kebingungan mereka semakin bertambah ketika dunia perfilman memperkenalkan arti cinta yang salah dimana penekanan akan cinta selalu dititik beratkan pada perasaan dan cerita romantika.
            Dari jaman dulu sampai jaman sekarang hakikat cinta kasih masih menjadi perbincangan yang tidak dibatasi secara jelas dengan makna yang luas pula. Walaupun, sulit juga untuk diungkapkan dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental. Begitu fundamentalnya sampai-sampai membawa Khalil Gibran, seorang punjagga terkenal, berpendapat bahwa, “Cinta hanyalah sebuah kemisterian”. Cinta sangat erat dalam kehidupan dan tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah selintaspun orang berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus akan cinta, mereka butuh akan cinta.
            Kendatipun demikian, hampir setiap orang tidak pernah berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Padahal berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu, cinta bisa diibaratkan sebagai suatu seni yang sebagaimana bentuk seni lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan latihan untuk bisa menggapainya.
            Begitupun dengan kasih sering kali kita terkecoh bahkan sulit untuk membedakan cinta dan kasih itu sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik mengambil tema makalah Manusia dan Cinta Kasih dan Cinta Kasih yang selalu menjadi bahan perenungan, diskusi, dan cerita yang tidak pernah ada akhirnya.
1.2 Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian cinta kasih?
  2. Apa saja macam-macam cinta menurut ajaran agama?
  3. Apa pengertian kasih sayang?
  4. Bagaimana cara mewujudkan cinta kasih?
1.3 Tujuan Masalah
  1. Mengetahui dan memahami pengertian cinta kasih.
  2. Mengetahui, memahami, dan menjelaskan macam cinta menurut ajaran agama.
  3. Mengetahui dan memahami pengertian kasih sayang.
  4. Mengetahui, memahami, dan menjelaskan cara mewujudkan cinta kasih.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cinta Kasih
            Menurut Kamus Umum Besar Indonesia karangan J.S. Purwodarmintacintaadalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hampir sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
            Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hampir sama, antara keduanya terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
            Pendapat cinta kasih menurut para ahli terkemuka adalah sebagai berikut.
  1. Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi bukan menerima, dan memberi merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam memberi adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
  2. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsir, yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman adalah adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara kamu dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak Ibu, Saudara akan digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa rindu jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
            Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan, keintiman, dan kemesraan (Cinta Ideal atau Segitiga Cinta) disertai dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kebahagian.
2.2 Macam-macam Cinta Menurut Ajaran Agama
      Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didendangkan dengan lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar sebagai jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
         Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan anaknya, harta, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
  1. Cinta Diri
            Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan mengaktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci sesuatu yang menghalanginya untuk hidup. Berkembang, mengaktualisasikan diri, mendatangkan rasa sakit, penyakit, dan mara bahaya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungan untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui uacapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
            “Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.”(QS. Al-Adiyat, 100:8)
            “Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh karunia lagi.” (QS. Fushilat, 41:49)
            Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dalam melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan pada mereka.
  1. Cinta Kepada Sesama Manusia
            Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat, memberkan zakat, bersedekah terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.
            Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling mencintai seperti cinta mereka kepada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada mukmim agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.
  1. Cinta Seksual
            Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Itu merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga.
            “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kapadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS. Ar-Rum, 30:12)
            Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.
  1. Cinta Keibuan
            Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisiologis, melainkan psikis.
  1. Cinta Kebapakan
            Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan, kegembiraan baginya, kekuatan, kebanggaan, dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia.
            Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta, kasih sayang, dan belas kasihan untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak.
            “… dan Nuh memanggil anaknya─ sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil─: “Hai anakku naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir”.” (QS. Yusuf, 12:84)
            Biasanya cinta kebapakan nampak dalam perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan pengarahan yang diberikan kepada mereka, demi kebaikan dan kepentingan mereka sendiri.
  1. Cinta Kepada Allah
            Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spritual dan yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain. Semua tingkah laku dan tidakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerima dan ridha-Nya.
            “Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang.”(QS. Ali Imran, 3:31)
            Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seseorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk hidup Allah dan seluruh alam semesta.
  1. Cinta Kepada Rasul
            Cinta kepada rasul, yang diutus oleh Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
2.3 Pengertian Kasih Sayang
            Pengertian kasih sayang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadaminta, yaitu perasaan sayang, perasaan cinta, atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagian. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan, dan sebagainya itu yang disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.
            Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluargaa. Komunikasi antara anak dan orangtuanya pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orangtuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orangtuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orangtua dan anak.
2.4 Mewujudkan Cinta Kasih
            Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan bahagia dapat dengan cara sebagai berikut.
  1. Cara mewujudkan cinta pada diri sendiri
            Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memakai wangi-wangian, mengenakan pakaian yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.
  1. Cara mewujudkan cinta pada sesama manusia
          Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusiaan. Contohnya saling tolong menolong, kerja bakti, saling tepo seliro. Jean Henry Dunant (1882-1910) seorang bankir dan penulis berkebangsaan Swiss yang atas suka relanya menolong setiap orang yang menderita luka-luka dalam pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah International (1863).
  1. Cara mewujudkan cinta seksual
         Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak melanggar adat atau norma yang berlaku. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap perempuan yang sudah diikat pernikahan didasari percintaan.
  1. Cara mewujudkan cinta kebapakan
            Dapat dilakukan dengan dilandasi rasa menghormati, kasih sayang kepada anaknya dengan cara mencari nafkah, memperhatikan perkembangan anak, dan mengetahui apa yang diperlukan oleh anaknya.
  1. Cara mewujudkan cinta kepada Allah
            Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain Allah dengan beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan yang sudah ditentukan-Nya.
  1. Cara mewujudkan cinta kepada Rasul
            Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta dengan mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada diri rasul yaitu sidiq, tablig, amanah, dan fatonah yang dilaksanakan setiap saat selama masih diberi kehidupan oleh sang maha hidup.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
            Manusia pada hakikatya tidak dapat terpisahkan dari cinta kasih dan sayang. Cinta itu mulia, sangat indah, cinta itu sebuah kebahagian, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, apa yang diperkirakan, dan apa yang didambakan bertolak belakang dengan kenyataan yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta itu bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang sangat dalam.
3.2 Saran
            Karena manusia tidak bisa terlepas oleh cinta dan kasih, diharapkan kita sebagai makhluk hidup bisa memilih mana cinta dan kasih yang positif dan negatif. Jangan terlalu terbuai oleh cinta kasih dan sayang semata.
DAFTAR PUSTAKA